Masih segar diingatan kita hiruk pikuk Pilpers 2014 kemarin menjadi tolak awal untukmenentukan pemimpin Indonesia yang akan mensejahtrahkan rakyatnya. Namun dalamprosesnya yang begitu pelik bahkan hampir memecahbelah rakyat ada satu konsekuensi yangharus diembah semua rakyat, tidak lain terpukulnya nilai mata uang rupiah. Antara yakin tidak yakin rupiah menggila sampai tembus Rp.12.724/dollar pada tahun 2014 danmasih meninggi Rp.12.735/dollar diawal 2015. Faktor perlemahan rupiah sendiri tidak sajabersumber dari ketidak pastian politik dalam negeri, pergerakan pasar di Eropa dan pulihnyaekonomi Amerika menjadi andil besar terhadap larinya investasi atau capital outflow dariIndonesia yang akibatnya rupiah terus melemah.
Selain ancaman terpuruknya rupiah tantangan lain muncul dari perlambanan ekonomi China danmeningkatnya utang luar negeri pihak swasta yang mencapai US$161,3 milyar di bulan oktober,atau 54,8% dari total semua utang luar negeri. Sektor ekpor yang diharapkan mampumenguatkan rupiah diprediksi tidak akan memberikan banyak sumbangan karena banyak negaratujuan ekpor juga mengalami pelambanan ekonomi.
Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%-5,8% dengan inflasi 4% hanya bakal terwujud bilabertumpu pada kekuatan dalam negeri. Penetapan APBN 2015 yang pro pembangunan menjadipilihan tepat untuk menolong perekonomian. Pembangunan jalan dan infrastruktur lain sepertipembangkit listrik, pasar rakyat, irigasi, waduk, dan subsidi pada kegiatan ekonomi produktifharus menjadi prioritas utama.
Dengan berlimpahnya sumberdaya manusia dan upah yang relatif masih murah seharusnyamenjadi nilai jual terhadap investor asing, ditambah infrastruktur industri yang semakin lengkapdan memudahkan investor untuk berproduksi sehingga tidak ada alasan lagi untuk melarikandananya keluar negeri. Selain langkah diatas pemerintah juga harus mengkaji ulang terkait kebijakan tarif dasar listrikyang akan berdampak langsung dengan inflasi dan buntunya pelemahan terhadap rupiah.
Kosnep negara kemaritiman yang diusung pemerintahan Jokowi tidak akan terwujud tanpalandasan ekonomi yang kokoh. Kita berharap diawal tahun baru ini dengan pemimpin yang jugabaru, Indonesia mampu berbenah diri dan mengejar banyak hal yang sudah lama tertinggal.
0 komentar:
Post a Comment