Dalam menghadapi hidup manusia akan berkenaan dengan apa yang disebut masalah, jarang sekali atau bahkan bisa dikatakan tidak ada seseorang yang dapat melewati satu haripun tanpa ada masalah baik kecil maupun besar. Dari berbagai masalah tersebut, manusia akan menemuan berbagai alternatif dan solusi tergantung dari apa yang pernah didapat semasa hidupnya, yang kemudian solusi tersebut berangsur-angsur digunakan dan kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan. Aliran Empiris menyatakan lahirnya ilmu pengetahuan tidak lain dari kumpulan-kumpulan pengalaman dan pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur dan tentunya pengalaman tersebut telah diuji secara nyata.
Kesulitan seseoang dalam menghadapi masalah sejatinya bersumber pada dua sebab, yakni: seseorang kurang tahu cara menyelesaikan masalahnya (kekurangan metodologik) dan seseorang kekurangan fakta yang berkenan dengan masalahnya (kekurangan material). Untuk itu ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pemecaahan suatu masalah, yaitu cara berfikir analitik yang berangkan dari dasar-dasar pengetahuan umum dan persoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu.
Cara berikutnya dengan berfikir sintetik dengan mencari persoalan yang umum dari persoalan-persoalan yang khusus. Salah satu sarat penting agar diperoleh kesimpulan yang benar dengan cara berfikir yang analitik adalah pada dasar deduksinya yang benar. Menyediakan dasar-dasar deduksi yang benar inilah salah satu tugas research ilmiah dalam segala bidang.
Cara berikutnya dengan berfikir sintetik dengan mencari persoalan yang umum dari persoalan-persoalan yang khusus. Salah satu sarat penting agar diperoleh kesimpulan yang benar dengan cara berfikir yang analitik adalah pada dasar deduksinya yang benar. Menyediakan dasar-dasar deduksi yang benar inilah salah satu tugas research ilmiah dalam segala bidang.
Research dapat didefiisikan sebagi usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha tersebut dilakukan dengan metodologi ilmiah. Proses untuk mencapai taraf seperti sekarang telah memakan waktu yang sanagat panjang dan melewati beberapa tingkatan, Rummel menglongkan taraf perkembangan metodologi research pada empat periode:
1. Periode trial and error. Dimana ilmu pengetahuan masih sebatas embrional, dan orang tidak menggunakan dalil-dalil yang logis sebagai mana diperlukan untuk menyusun suatu ilmu pengetahuan.
2. Periode authority and tradition. Perkembangan ilmu pada masa ini hanya didasarkan pada pendapat pendahulu atau pemimpin yang harus diikuti secara tertib, tanpa keritik. Walaupun pendapat itu belum jelas kebenarannya,seperti pada teori Darwin yang diikuti kaum gereja.
3. Periode sepeculation and argumentation. Pada tahap ini doktrin-doktrin yang disodorkan penguasa mulai diragukan. Orang-orang dimasa ini mendewakan akal pikiran dan ketangkasan lidah sehingga ilmu pengetahuan pada taraf ini sangat menderita.
4. Periode hypothesis and experimentation. Orang mulai mencari rangkaian tata itu untuk menerangkan suatau kejadian. Pada awalnya orang-orang menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan/hipotesis, kemudian ia mengumpulkan fakta-fakta. Dan dari fakta-fakta itu ditarik kesimpulan umum yang mengusai fakta itu berdasarka ekperimen yang telah dilakukan.
Kini tidak diragukan lagi bahwa langkah-langhkah dalam suatu research ilmiah sepenuhnya dengan taraf-taraf berpikir ilmiah, ditambah dengan perumusan-perumusan secara tertulis semua aktifitas yang telah dikerjakan oleh seolah penyelidik. Adapun langkah-langkah ensesial dalam suatu research dapat dikemukakan dalam lima tahap yaitu: (a) menetapkan obyek atau pokok persoalan, (b) membatasi obyek atau pokok persoalan, (c) mengumpulkan data atau informasi, (d) mengelola data dan menarik kesimpulan, (e) merumuskan dan melaporkan hasil, dan erakhir (f) mengemukakan implikasi-implikasi penyelidikan.
Pengolongan jenis-jenis research tergantung pada pedoman dari segi mana penggolongan itu ditinjau, secara umum jenis-jenis penggolongan research sebagai berikut:
1. Penggolongan menurut bidangnya: research pendidikan, sejarah, bahasa, ilmu teknik, ekonomi dan lainnya.
2. Penggolongan menurut tempatnya: research laboatorium, perpustakaan, dan kancah.
3. Penggolongan menurut pemakaiannya: research murni dan terpakai.
4. Penggolongan menurut tujuan umum: research ekploatif, developmental, dan verifikatif.
5. Penggolongan menurut tarafnya: research deskriptif dan inferensial (dapat ditarik kesimpulan).
Demikianlah sekelumit hal yang melatarbelakangi metodologi research telah dibeberkan secara singkat. Harapan saya, kianya bagi para pemerhati ilmu pengetahan salah satunya perguruan tinggi, dapat memberikan bekal secukupnya kepada para mahasiswa agar mereka ini kelak dapat menjadi salah satu unsur yang dapat memelihara, membina, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang menjadi spesialisasinya. Matapelajaran ini baru boleh dikatakan berhasil jika ia dapat merangsang calon-calon sarjana untuk menjadi seseorang warga ilmiah yang “research minded”. Bumi Indonesia yang cantik molek dan kaya-raya ini boleh dikatakan belum dijamah oleh tangan putra-putrinya untuk mempersunting kecantikannya dan menggali kekayaan dalam proposi yang semestinya.
0 komentar:
Post a Comment