Loading...
Monday, January 31, 2011

MENEPIS STIGMA BARAT TENTANG DUNIA ISLAM

Demi kebenaran dan kejujuran sejarah  seyogyanya tidak hanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang terucap dari satu pihak saja, tapi lebih pada fakta yang dapat diuji secara empiris dan dan disandarkan pada bukti yang nyata. Adapun  asumsi-asumsi yang dikumpulkan harus dari beberapa tokoh yang berbeda latarbelakangnya karena setiap tokoh mempunyai banyak versi masing-masing, dari versi-versi yang sama itulah sejarah dapat dikatakan objektif dan tidak memihak pada satu pihak saja.
Indonesia sendiri mempunyai banyak versi sejarah, semisal sejarah Gerakan 30 September 1965 (GESTAPU) mengenai pembunuhan jendral dan perwira tinggi ABRI. Ada dua versi mengenai GESTAPU. Pertama, versi pemerintah Soeharto yang menyatakan dalang dari pembunuhan itu adalah Partai komunis Indonesia (PKI), yang sampai sekarang sejarah tersebut masih digunakan disekolah-sekolah. Adapun versi kedua menyatakan bahawa PKI hanya dijadikan kambing hitam sedangkan otak pembunuhan itu adalah Soeharo sendiri. Entah versi mana yang benar tapi sejauh ini GESTAPU masih menjadi benang kusut yang sulit terurai untuk itulah tugas bangsa Indonesia untuk meluruskan sejarah tersebut.
Beranjak pada inti permaslahan, mengenai sumbangan islam terhadap ilmu pengetahuan modern yang dikatakan oleh dunia barat sebagai penyambung lidah dari zaman sebalumnya. Pernyataan seperti itu sudah menyebar dikalangan muslim Indonesia dan menjadi sesuatu yang diyakini, banyak diantara muslim yang menyatakan islam hanya penyambung lidah zaman Yunani yang kemudian diambil lagi oleh Eropa (Barat) setelah runtuhnya Spanyol (Andalusia). Tak ada hasil pemikiran murni yang di capai umat islam selain hanya menyampaikan kembali apa yang telah dicapai peradaban sebelumnya.  Pernyataan seperti itu entah didasarkan pada bukti yang nyata atau hanya sekedar membaca sejarah dari satu versi saja, jangan-jangan seorang muslim yang mengatakan seperti itu membutakan sejarah dan mendasarkannya pada kontek muslim sekarang yang jauh dari kemajuan.
Seperti yang diungkapkan diatas bahwa sejarah dikatakan objektif jika didasarkan pada bukti yang nyata atau asumsi-asmsi yang sama dari tokoh yang berbeda latar belakang. Disini kita akan membuktikan bahwa islam bukanlah penyambung lidah tapi islam pencipta ilmu pengetahuan. Warisan budaya mesir purba, tiongkok purba, parsi purba, dan yunani-romawi memang banyak diserap oleh islam seperti buku-buku filsafat yunani yang diterjemahkan kebahasa arab, tapi yang perlu digaris bawahi disini unsur-unsur tersebut tidak sepenuh diadopsi secara menyeluruh. Islam akan mengadaptasi sesuatu yang sesuai dengan hukum syara sedangkan untuk yang tak perlu seprti pengkajian zat tuhan tidak dimasukan, tidak hanya itu saja setiap unsur yang masuk selalu diperbaharui dengan khasanah keislaman sehingga apa yang kini digunakan barat tidak sepenuhnya dari hasil pemikiran yunani atau zaman sebelum islam tapi lebih banyak unsur keislamannya.
Untuk lebih mematahkan setigma barat mengenai islam sebagai penyambung lidah, kita akan mengambil pengakuan dari orang barat sendiri yang mengakui bahwa barat telah berhutang budi kepada islam dalam hal ilmu pengetahuan. Kita kutip dari Briffault dalam bukunya history of conflict between religion and science yang menyatakan: “Ilmu pengetahuan merupakan sumbangan tepenting kebudayaan arab (islam) kepada dunia modern, tetapi buahnya lambat masaknya. Barulah setelah lama kebudayaan arab Sepanyol (Andalusia) tenggelam kedalam kegelapan raksasa, keperkasaanya bangkit kembali. Bukan hanya ilmu pengetahuan yang menghidupkan kembali Eropa. Pengaruh-pengaruh lain dan beraneka warna memancarkan sinar pertamanya dari peradaban islam kepada kehidupan Eropa” dan masih banyak lagi pengakuan orang-orang barat mengenai sumbangan islam terhadap ilmu dan peradaban modern.
Dari uraian tersebut diharapkan kita dapat membuka mata bahwa islam adalah pusat peradaban yang termaju dan sebagai tindak lanjutnya bagi kehidupan sekarang umat islam harus berusaha untuk menghidupkan kembali kejayaan islam seperti pada masa keemasaan islam pada zaman Dinasti Ummayah dan Dinasti Abasiyah.

1 komentar:

Anonymous said...

sip lah

 
TOP